Cerita ini bermula dalam sebuah
keadaan yang sungguh tidak di sengaja, iya, dimana dia yang awalnya hanya
menyapa, sekedar berkenalan biasa, lanjut bertukar kontak, hingga akhirnya
bertukar rasa. terkadang sempat berfikir " kenapa dulu aku harus merespon
nya ? , jika aku tak memulainya mungkin cerita ini tidak akan ada". dan
sampai saat ini aku masih bertanya kepada takdir. serumit inikah alur cerita
yang kau limpahkan ke aku wahai ya Rabb ? cukup menarik buat ku.
Beberapa waktu aku berfikir
hingga akhirnya aku temukan jawaban yang mungkin cukup membuatku tersadar
bahwa "oh ini alasan tuhan mempertemukan kita". kita dipertemukan
untuk saling belajar untuk mengikhlaskan bukan merelakan. bukan untuk saling
memiliki melainkan untuk saling mengerti, bukan untuk saling dendam tapi untuk
saling memendam. dari my short story ini aku belajar sedikit tentang arti
mengikhlaskan. mengikhlaskan sebuah rasa yang baru saja tertanam yang
mengahruskan untuk segera di matikan... hehe , cukup ekstream juga
kedengarannya.
"Mas Tata",.. iya
benar, itu nama orang yang aku maksudkan dalam ceritaku. aku lebih suka
memanggilnya seperti itu, cukup menarik aja rasanya memanggilnya dalam sebutan
tata, karena jarang sekali kan pemuda yang namanya
kecewek-cewekan. Awal-awalnya sih dia sering protes karena penggilan itu,
tapi lama-lama juga terbiasa. dia seorang pemuda baik, dengan wajah oval,
berkulit sawo terang, tingginya entahlah berapa, pernah dikasih tau tapi aku
lupa, kalau berdiri disebelahku kira-kira aku sepundaknya deh. aku banyak
belajar tentang cara menikmati hidup dari kejamnya kehidupan sejak aku kenal
dia. Dia cukup dewasa dalam menyikapi suatu hal, tapi sebelnya, dia ini tipe
orang yang terlalu cepat dalam mengambil suatu keputusan dan resiko yang akan
di tanggungnya. Sedangkan aku, aku tipe orang yang banyak mikirnyna, banyak
takutnya, banyak gak yakin nya, dibanding dengan dia yang tipe nya sat set sat
set. Tapi aku suka dengan cara berfikir yang seperti itu. Dia juga tipe orang
yang pandai sekali dalam memposisikan diri, saat bad situation dia tetap saja bisa
menutupi semua itu di depan publik, yaa walaupun aku tau, dan pura – pura gak
tau aja, dan selalu berharap dia selalu baik-baik saja disana.
“tuhan, jika aku
boleh bertanya, akhir yang seperti inikah yang kau maksudkan dalam mimpiku yang
sebelumnya? Kau maha tau segalanya.” Setiap malam aku memikirkan bagaimana
caraku bisa menghapuskan rasa yang baru saja tertanam dalam hati. Namun apalah
daya, dengan segala kebodohan ku, aku masih aja selalu berharap setiap hari nya
dia ada kabar buat aku, seegois itu aku mengaharapkan hal yang justru akan
semakin menyakiti hatinya. Kini waktuku sudah habis, sudah harus berhenti aku
berharap. Tuhan, aku tidak menyerah, aku hanya pasrahkan semua kepada-Mu wahai
dzat yang maha membolak-balikan hati Hamba-nya. Syukur Alhamdulillah,
terimakasih atas rahmat-Mu telah memberikan sedikit waktu untuk aku bisa
sebentar mengenal orang yang seperti dia. Kau seakan punya rencana yang lebih
indah untuk ku dan dia daripda rencana hamba-hambamu ini yang tak mengerti akan
cara dalam mengendalikan rasa dan ego.
Cerita singkat ini akan menjadi
pelajaran buat aku untuk lebih baik kedepannya, dan lebih baik juga buat dia. Semoga
apa yang kita semogakan akan segera kau kabulkan. Aamiinnn.